Jungkir Balik Dunia Sisy: Dieng Plateu

Kali ini saya mau bahas tentang keindahan alam ~~dan kecantikan manohara~~ di pulau Jawa, tepatnya Jawa Tengah. Mari kita sebut dengan hormat, DIENG. Have you been there, guys?

Dieng adalah kawasan dataran tinggii di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjanegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakangunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 15—20 °C di siang hari dan 10 °C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0 °C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.

Dan cukup. Jangan mengira saya terlalu pandai karena semuanya Wikipedia \=D/

Saya bersama teman-teman -- Aul si empunya mobil merangkap supir (baru jomblo), Sherly (jangan ditanyakan dia jomblo), Selin penumpang merangkap additional supir dan Ujo pacarnya, merekalah pasangan selebritis tingkat babarsari -- memulai perjalanan dengan mengucapkan Basmalah.

Bismillahirahmanirahim

(mari alur mundur sebentar, mari)

Aul adalah sahabat Ujo yang sama-sama alumni SMA Taruna Nusantara, sama seperti saya. nggak mungkin. Aul yang sedang dalam tahap 'dipingit pengumuman' memustuskan untuk main-main ke Jogja pada weekend sore itu, sekaligus untuk bertemu sahabat lamanya, Ujo. Iya.. Aul sedang menanti pengumuman tes Akademi Pilot. Mari kita satu dalam doa mendoakan Aul milik bersama...~

Malam itu, saya bersama gank kupu-kupu yang lucu (dalam hal ini: mereka) meluangkan Last Friday Night di kostan Ujo, bermain kartu. Gank kami memang sangat-sangat berbakat dalam hal judi, kecuali saya, karena selalu kalah dan sebagai ganjaran hampir selalu jongkok. Kan ada 'hampir'-nya, berarti gak kasian-kasian amat lah ya~ Amat aja ga mau kasian sama gue.

Waktu menunjukan pukul.......lupa. Intinya sudah larut, Ricky dan pacarnya Amel datang ke kostan Ujo. Kemudian kami terlibat Rapat Kasur Bundar. Hasil deklarasi, terpilih sudah Dieng sebagai 'korban' wisata kita weekend ini. Di karenakan sudah larut dan mencegah subhu-nya gabisa bangun, kami memutuskan pulang untuk beristirahat ~~di rumah bapa~~. Saya dan Selin menginap di kostan Sherly, mengendap-ngendap masuk karena waktu telah menunjukan pukul satu dini hari, Ricky dan Aul menginap di kostan Ujo, dan Amel balik ke kostannya. Kita semua sepakat pukul 03:00 berangkat dari Jogja.

kemudian berbunyilah alarm pukul 02:50

itu alarm sesi I, dimana kita masih mengulet-ngulet badan, yang tak berkesudahan.

NETTTT NETTT NETTT GGGHHHHH NETHHHHHHGGGHHH NETTTTT!

alarm kedua pukul 03:15 tiba.

dan kita..CAKARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!!!

Itu pertanda kita udah telat! Belom lagi harus bangunin tiga pria cantik yang lagi tidur dengan mesum, belum lagi harus jemput amel, belum lagi harus mampir indomaret buat beli makanan penunda lapar, belum lagi mampir isi bensin, belum lagi harus sholat subhu. ~~HUFT!~~

Kita start dari Jogja sekitar pukul empat subhu waktu Indonesia bagian masih ngantuk. Nah kalo gini udah pasti ga sempet sunrise di daerah Dieng nih. Kita semua sedih. Kemudian kita tidur. Dan kasian Aul nyetir sendirian.

Absurd-nya perjalanan ini, karena semuanya bukan asli Jogja, otomatis ga ada yang tau jalan menuju Dieng. Kitapun sebagai kawula muda yang hidup di era globalisasi memanfaatkan GPS dan Google Map sebagai tour-guide-jadi-jadi-an-kita. Dan alhamdulillah, NYASAR -_-

Namun jika anda menemukan view yang seperti ini, anda sudah hampir sampai ke tempat tujuan.

Ya dari tadi judulnya Hampir Sampai Terus, nyet :|

DAN SAMPAI!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

(sujud syukur dulu)

Pertama-tama yang kita lakukan adalah, pipis.

Kemudian melanjutkan wisata ke Telaga Warna, bagian dari Dieng.

WAW!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

*) dengan view seindah ini, saya rela meneposkan pantat 5 cm dalam perjalan 3,5 jam duduk manis turunnya cuman kalo mau pipis :|

"Jadi gini Mba, ini namanya Telaga Warna. Kenapa Telaga Warna? Karena Telaga disini bisa berubah-ubah warna" jelas penjaga piket di tempat wisata ini. Mungkin dia tidak menghargai keberadaan Ujo, Aul dan Ricky. Semuanya di panggil "mba". #pukpukUjoAulRicky

"Mba bisa jalan terus sekitar sepuluh menitan untuk sampai puncaknya, biar jelas perubahan warnanya" tambahnya..

Sebagai anak muda yang menghormati kaum tua, kami mengikuti nasehat Si Bapak..